Pendirian perusahaan rintisan (start-up) tak selalu mulus, ada yang berhasil dan ada juga yang gagal. Di Indonesia sendiri, sudah banyak start-up yang berhasil menyandang status unicorn sebut saja yang berhasil Go-Jek, Bukalapak, dan Tokopedia. Tapi tentunya mereka yang berhasil jumlahnya tidak sebanyak yang gagal alias gulung tikar.
Menurut laporan dari CB Insight, dua alasan utama startup mengalami kegagalan adalah karena kehabisan dana dan tidak adanya kebutuhan pasar. Lalu, apa alasan kegagalan startup lainnya? Simak di sini.
Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Startup dan Perbedaannya Dibandingkan Bisnis Online
Kekurangan Dana
Uang adalah hal yang memiliki batas dan perlu dialokasikan dengan bijaksana. Pertanyaan tentang bagaimana seharusnya Anda membelanjakan uang seringkali menjadi teka-teki, tidak tahu kemana uang itu telah digunakan dan habis begitu saja.
Menurut laporan CBInsight 29% perusahaan start-up gagal karena pemakaian uang yang tidak bijaksana.
Perusahaan start-up perlu menghitung berapa banyak dana yang dibutuhkan, berapa banyak jumlah untuk setiap kebutuhan, berapa banyak sisanya, dan sebagainya. Penting untuk mengetahui bagaimana memaksimalkan dana yang ada menjadi sebuah pencapaian dengan pengembalian yang tinggi.
Dengan demikian, buatlah perencanaan keuangan dan memantau kondisi keuangan secara berkala yang dilengkapi dengan pencatatan yang rapi.
Produk Tidak Dibutuhkan di Pasar
Menurut laporan dari CBInsight yang dilansir dari Tirto.id, salah satu penyebab kegagalan perusahaan start up di Indonesia adalah ketidakmampuan mereka melayani atau menyediakan apa yang dibutuhkan oleh pasar.
Banyak perusahaan start-up di Indonesia yang hadir dengan ide-ide segar dan menarik tapi sebenarnya tidak memberikan manfaat yang signifikan alias belum dibutuhkan oleh pasar.
Sebagai contoh, mungkin perusahaan start-up meluncurkan produk yang terlalu modern atau melampaui zaman sehingga belum bisa diterima masyarakat. Kemudian masyarakat juga bisa tidak percaya dengan produk atau jasa yang ditawarkan karena terlalu muluk-muluk.
Dengan kata lain, perusahaan akan dianggap gagal meyakinkan calon konsumennya untuk membeli produknya. Untuk menghindari kesalahan ini terjadi, tentunya dibutuhkan kembali riset pasar yang lebih mendalam.
Tim yang Tidak Tepat
Keberhasilan startup sangat tergantung pada tim yang kuat. Kesalahan dalam pemilihan tim dapat mengakibatkan ketidakharmonisan dan keterbatasan keterampilan yang diperlukan.
Masalah Harga/Biaya
Banyak perusahaan start-up yang salah melakukan identifikasi pasar dengan baik seperti menetapkan harga produk terlalu tinggi atau terlalu rendah, salah mengkalkulasi pajak dan lainnya.Jika perusahaan salah menentukan harga produksi, bisa jadi perusahaan merugi karena ternyata biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Maka dari itu, Anda harus pandai mengklasifikasikan semua biaya yang dikeluarkan perusahaan khususnya harga produk agar tidak salah dalam menentukan harga produksi.
Pemasaran yang Buruk
Meskipun memiliki produk yang bagus, tanpa pemasaran yang efektif, startup dapat terbenam. Memahami strategi pemasaran yang tepat sangat penting untuk menarik perhatian konsumen.
Perencanaan yang Tidak Jelas
salah satu alasan startup gagal adalah perencanaan yang tidak jelas. Selama ini, banyak yang mengira ide yang bagus sudah cukup bagi para pelaku usaha untuk membangun start-up.
Namun, hal itu salah besar. Tanpa rencana yang konkret, perusahaan akan berjalan tanpa arah pasti.
Membangun sebuah perusahaan start-up sama seperti membangun perusahaan konvensional, perlu disiapkan rencana bisnis yang matang seperti konsep, target pasar serta solusi atas kebutuhan pasar harus direncanakan secara matang.Ingat, sukses atau tidaknya perusahaan rintisan bukan hanya sebatas ide-ide brilian saja.
Baca Juga: 7 Tips Mendirikan Startup untuk Pemula
Kurang Memanfaatkan Peluang
Terkadang, kesuksesan terletak pada kemampuan mengenali dan memanfaatkan peluang. Startup yang tidak dapat melihat peluang dengan cepat akan ketinggalan.
Kurang Percaya Diri terhadap Produk
Kepercayaan diri dalam produk sangat penting. Jika tim tidak yakin dengan nilai produk, sulit untuk meyakinkan pelanggan.Menghindari Teknologi
Dunia terus berkembang, dan mengabaikan teknologi dapat membuat startup ketinggalan. Integrasi teknologi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing.
Dampak Pandemi Covid-19
Pandemi telah mengubah lanskap bisnis secara radikal. Startup yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan ini mungkin menghadapi kesulitan.
Salah Satu Founder Keluar dari Perusahaan
Kepergian salah satu pendiri dapat mengguncang fondasi startup. Menjaga komunikasi dan tujuan bersama dapat mengurangi risiko ini.
Faktor Managerial
Kurangnya pengalaman dan visi yang jelas dari founder dapat menjadi hambatan. Manajerial yang kuat adalah kunci keberhasilan jangka panjang.
Kurangnya Fokus dalam Menjalankan Bisnis
Terlalu banyak fokus pada berbagai arah dapat menyebabkan kehilangan fokus pada inti bisnis. Konsentrasi yang kuat diperlukan untuk mencapai tujuan.
Kurangnya pendapatan yang diperoleh sejak peluncuran perdana
Kesalahan lain yang juga kerap dilakukan oleh perusahaan start-up adalah kebiasaan untuk membakar uang dengan memberikan promo gratis, diskon besar-besaran dan penawaran lainnya.
Strategi bakar uang ini mungkin tidak menjadi masalah besar bagi perusahaan start-up yang mendapatkan modal besar.
Apabila perusahaan start-up ingin berjalan stabil dan bertahan, tentunya dari awal sudah harus bisa memikirkan strategi monetisasi atau strategi untuk mendapatkan pemasukan.
Tidak harus melulu membakar uang, cobalah dengan menawarkan produk terbaik yang punya keunggulan tersendiri di mata konsumen. Tentunya dengan harga kompetitif.
Gagal berkompetisi
Alasan selanjutnya kegagalan perusahaan start-up adalah tidak memperhatikan dan mengamati apa yang sedang dilakukan pesaing. Sangat banyak perusahaan start-up yang memiliki model bisnis yang mirip meskipun dikemas dalam konsep masing-masing yang sedikit berbeda, sebut saja e-commerce.
Hal tersebut akan menyebabkan konsumer kebingungan ketika memilih produk start-up. Salah satu contoh start-up yang mengalami kegagalan dalam bersaing adalah FoodPanda yaitu start-up layanan pengantar makanan dan Rakuten start-up e-commerce.
Untuk bisa bertahan dan terhindar dari kegagalan ini, perusahaan startup lagi-lagi perlu menawarkan produk yang punya nilai atau value lebih dibandingkan dengan pesaingnya.
Memberikan promosi besar-besaran hingga produk gratis mungkin bisa jadi solusi sesaat, tapi ingat kembali apakah mau terus-terusan seperti itu?.
Salah satu untuk membantu promosi suatu brand atau perusahaan dengan jasa press release guna meningkatkan branding atau image perusahaan kepada masyarakat luas atau calon customer.
Lalu, bagaimana langkah start-up yang tepat untuk menjadi start-up yang berhasil? Mereka memiliki produk yang memenuhi kebutuhan, tidak mengabaikan aspek apapun, tumbuh dengan cepat dan berhasil mengatasi persaingan adalah poin yang penting untuk menjadi start-up yang sukses.
Jika Anda berniat memulai atau mengembangkan bisnis, Anda bisa mengandalkan layanan dari vOffice. Tim profesional kami siap membantu untuk berbagai keperluan bisnis, seperti;
- Pembuatan PT
- Pendirian CV
- Sewa Virtual Office
- Sewa Kantor
- Sewa Ruang Meeting
- dan berbagai layanan lainnya.
Hubungi kami sekarang dan dapatkan penawaran spesial!
[contact-form-7 id=”380″ title=”Contact Form Blog”]