Faktur pajak gabungan adalah solusi efisien bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam melakukan pelaporan PPN atas transaksi yang terjadi berkali-kali dalam satu bulan kalender kepada pembeli yang sama. Ini sangat membantu dalam menyederhanakan administrasi perpajakan sekaligus tetap mematuhi aturan yang berlaku.
Pada praktiknya, transaksi berulang seperti pembelian barang atau jasa yang dilakukan beberapa kali dalam satu bulan tidak harus diterbitkan faktur pajak satu per satu. Cukup dengan satu faktur pajak gabungan di akhir bulan. Namun, ini hanya bisa dilakukan dengan syarat tertentu.
Apa Itu Faktur Pajak Gabungan?
Faktur pajak gabungan merupakan jenis faktur yang dibuat oleh PKP untuk mencatat beberapa transaksi penyerahan barang kena pajak (BKP) atau jasa kena pajak (JKP) kepada pembeli yang sama dalam periode satu bulan kalender. Ketentuan ini diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2022.
Contoh Skenario:
Sebuah perusahaan menjual barang ke pelanggan tetap sebanyak lima kali selama bulan Juni. Dibandingkan menerbitkan lima faktur berbeda, perusahaan bisa membuat satu faktur pajak gabungan di akhir bulan untuk seluruh transaksi tersebut.
Baca Juga: Aturan Pajak Virtual Office di Indonesia: Panduan Lengkap
Syarat Penerbitan Faktur Pajak Gabungan
Agar sah dan dapat diterima oleh DJP, faktur pajak gabungan harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:
- Transaksi dilakukan dalam bulan yang sama
- Pembeli merupakan pihak yang sama (NPWP sama)
- PKP menyimpan data transaksi harian secara rinci
- Faktur dibuat di akhir bulan dan diterbitkan via e-Faktur
Jika salah satu dari syarat ini tidak dipenuhi, maka PKP wajib menerbitkan faktur pajak untuk setiap transaksi secara terpisah.
Keuntungan Menggunakan Faktur Pajak Gabungan
- Efisiensi waktu dan biaya: Hanya satu faktur per pembeli per bulan
- Kemudahan dalam administrasi: Mengurangi beban dokumentasi
- Meminimalkan kesalahan input: Data ditarik sekaligus dan lebih terkontrol
- Cocok untuk bisnis B2B reguler: Seperti distributor, pabrikasi, atau layanan berlangganan
Tantangan dalam Penggunaan Faktur Pajak Gabungan
Meski menguntungkan, penggunaan faktur pajak gabungan memiliki tantangan:
- Pengelolaan transaksi harian yang rapi dan akurat
- Kedisiplinan dalam pencatatan dan pelaporan
- Risiko denda jika melewati batas waktu penerbitan
Untuk itu, banyak PKP yang akhirnya memilih menggunakan layanan software akuntansi dan pajak digital untuk mendukung proses ini.
Faktur pajak gabungan adalah cara cerdas bagi PKP untuk mengelola transaksi berulang dengan efisien tanpa melanggar aturan DJP. Namun, disiplin dalam pencatatan transaksi tetap wajib dilakukan. Untuk hasil terbaik, gunakan solusi digital yang mendukung e-Faktur dan pelaporan otomatis.
Jika Anda membutuhkan bantuan dalam pengurusan pajak, Anda bisa mengandalkan jasa konsultan pajak dari vOffice. Tim kami akan membantu Anda dalam segala urusan perpajakan, seperti:
- Jasa akuntansi, pembuatan laporan keuangan, dan pelaporan pajak
- Jasa Pembuatan dan Pengurusan Payroll
- Jasa Pengurusan PKP Jakarta dan Sekitarnya
Konsultasi GRATIS sekarang dan dapatkan penawaran spesial
FAQ Tentang Faktur Pajak Gabungan
Apakah faktur pajak gabungan boleh diterbitkan sebelum akhir bulan?
Tidak. Faktur pajak gabungan hanya boleh diterbitkan setelah semua transaksi dalam bulan tersebut terjadi, umumnya di akhir bulan.
Apakah setiap transaksi harus dicatat meskipun akan digabung?
Ya. Semua transaksi wajib dicatat dengan detail karena akan direkap di faktur gabungan.
Apakah wajib membuat faktur pajak gabungan?
Tidak wajib, tetapi bersifat opsional dan lebih efisien untuk transaksi berulang kepada pembeli yang sama.
Apa risiko jika tidak membuat faktur pajak tepat waktu?
PKP bisa dikenakan sanksi administrasi sesuai ketentuan perpajakan jika terlambat membuat faktur.